Berita > Politik

Pro Kontra Orasi Sutoyo Sentil Camat Dan Kades Viral, Jubir AYO : Camat Dan Kades Jangan Memancing Emosi Rakyat !

Pro Kontra Orasi Sutoyo Sentil Camat Dan Kades Viral, Jubir AYO : Camat Dan Kades Jangan Memancing Emosi Rakyat !

Juru Bicara Pasangan Adam-Sutoyo (AYO), KIC.

KUANSING - Juru Bicara Pasangan Calon no urut 2 Adam-Sutoyo (AYO) pada Pilkada Kuansing 2024, Khairul Ikhsan Chaniago, menyebut isu negatif yang coba diciptakan lawan politik untuk menyerang Sutoyo malah makin membuat masyarakat arus bawah terutama di wilayah ekstrans untuk tambah berkomitmen memenangkan Paslon No Urut 2.

“Orasi politik yang disampaikan pak Sutoyo tempo hari di ekstrans adalah bahasa dan ekspresi rakyat ditatanan bawah yang memiliki kesadaran tidak ingin tunduk kepada kekuasaan yang menindas. Pak Sutoyo adalah type orang lapangan, kesehariannya hidup dan membaur memperjuangkan aspirasi masyarakat,” kata KIC di Posko Pemenangan AYO, Teluk Kuantan, Minggu, 20 Oktober 2024.

KIC menyebut politik hari ini menjelaskan Sutoyo merupakan ikon politik sekaligus pemersatu masyarakat ekstrans. Tak hanya itu, kata dia, Sutoyo juga sudah sejak lama membangun kesadaran masyarakat ekstrans dengan lantang menyuarakan tentang perjuangan kesetaraan politik dan sosial di wilayah ekstrans Kuansing.

Menurutnya lagi, orasi Calon Wakil Bupati nomor urut 2 Sutoyo yang menyentil Camat dan Kades merupakan puncak ekspresi kemarahan melihat perangai Camat dan Kades yang menekan dan mengancam warganya.

“Orasi beliau tempo hari sangat diterima oleh masyarakat ditatanan bawah. Harusnya oknum Camat dan Kades yang harus sadar, bahwa warga yang dipimpinnya beragam dukungan di Pilkada Kuansing 2024. Pesan politik yang disampaikan Pak Sutoyo sudah tepat, jika para oknum Camat dan Kades dibiarkan terus mengintimidasi, mengancam warga-warganya yang kurang mampu, tentu hal ini adalah cara-cara pejabat yang zholim. Itu harus disuarakan,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan, keterlibatan secara terbuka dari oknum Camat, oknum Kepala Desa dan jajarannya yang dinilai aktif berpolitik menggalang dukungan dan pengerahan massa diduga saat setiap calon petahana berkampanye, ini membuat gerah masyarakat. Karena berpotensi menjadi pemicu konflik antar pendukung.

“Beberapa hari lalu, salah seorang timnya AYO orang tuanya PNS. Digertak dan diancam oleh oknum camat dan kades. Anaknya yang menjadi tim sukses AYO disuruh diam. Kalau tidak, ibunya yang ngajar sebagai guru di Singingi ekstrans diancam dipindahkan. Karena sang anak tak mau berhenti melawan cara-cara jahat seperti ini. Dia terus menuruti kata hatinya untuk mendukung Adam-Sutoyo. Akhirnya, ibunya itu dipindahkan ke Cerenti. Tapi anak itu dan ibunya yang 2 tahun lagi pensiun tak bergeming. Bahkan sang ibu pun memberi semangat kepada anaknya agar terus berjuang melawan cara-cara zalim seperti ini," ungkap KIC mengisahkan pengakuan anak muda Singingi ektrans tersebut.

Mendapati laporan warganya yang diperlakukan tidak etis, hal itulah membuat Calon Wakil Bupati Sutoyo semakin geram. Karena perilaku camat dan kades yang takut jabatannya hilang, berlagak seperti tidak manusia yang sewenang terhadap warganya. 

"Siapapun pasti akan marah. Kalau mengetahui cara-cara kasar seperti itu dilakukan oleh pejabat kepada warganya. Untuk Camat dan Kades bersikap netral saja. Tak usah terlalu aktif berpolitik. Suhardiman itu sebelum menjadi Bupati dia tinggal di Pekanbaru, kalau nanti kalah, dia bisa balik ke Pekanbaru. Bapak ibu sebagai Camat dan Kades tetap tinggal di Kuansing. Kasihanilah diri sendiri, Bapak ibu tu ASN dan pejabat desa," diingatkannya.

Lebih lanjut, KIC meminta Kapolda Riau dan jajaran untuk aktif mengingatkan para pejabat di Kuansing agar tidak ikut dalam politik praktis. Seperti terlibat langsung pengerahan massa dan menggalang dukungan untuk Paslon petahana, termasuk mereka juga dalang menghalangi warga lain untuk tidak menghadiri kampanye calon nomor urut 2 dan 3.

"Sungguh keterlaluan, oknum Camat kerjanya sudah seperti Ketua Tim Kampanye di kecamatan. Oknum Kades dan jajaran seperti sudah menjadi Ketua Tim di desa. Dan ini jelas gesekannya langsung dengan pendukung calon lain. Membahayakan. Ini bisa memicu bentrok ditatanan bawah. Tolong kami pak Kapolda Riau, ingatkan mereka yang gila jabatan itu," tegasnya.

Menurutnya, kondisi ini akan semakin lebih meruncing, kalau aparat kepolisian tidak mengingatkan para ASN ini. Karena gesekan itu sudah mulai terjadi. Menurut pria yang dipanggil KIC ini, konflik itu tinggal menunggu waktu di tingkat desa.

“Tak semua warga bisa diancam dan ditekan. Kalau camat dan kades tetap aktif berpolitik, kita takut terjadi konflik dan masyarakat menjadi korban," tutup KIC. ***